Yokoso! Ni Erlangga Parandhika Cakradewa Blog... Soshite, anata nokometo o atearu koto owasurenaide kudashi... o... hai watashi no kyoka okopi & pesuto ga nakerebashinaide kudasai...

Kamis, 03 Maret 2011

Saat Cinta adalah Luka

Cinta. Inilah sebuah kata yang memiliki sejuta makna dari mereka yang sedang mengalaminya. Orang bisa tertawa karena cinta, menangis karena cinta, gila dan bersikap aneh karena cinta, bahkanbunuh diri karena cinta.

Namun ada juga orang yang justru menjadi luar biasa karena cinta. Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan cinta. Cinta adalahekspresi ungkapan kata jiwa. Cinta lahir sebagai wujud kasih sayang Tuhan kepada makhluk-Nya. Jadi benar saja kalau dikatakan bahwa cinta itu anugerah dari Sang Maha Pecinta.

Banyak orang merasa kesulitan saat diminta untuk mendefinisikan cinta, tapi mereka memiliki perasaan kuat dan merasa yakin kalau mereka sedang mengalami jatuh cinta. Ada orang yang membangun cinta, ada yang jatuh cinta, ada juga yang terus mengejar cinta.

Apa pun itu bagi yang sudah berani bermain-main dengan cinta, maka bersiaplah dengan ujian cinta itu. Cinta tak selamanya dihiasi senyuman, cinta akan pula diselingi dengan derai air mata, pengorbanan dan perasaan yang siap-siap dipertaruhkan.

Ada Zat yang Lebih Layak Dicintai

Kita terkadang kerap latah mengatakan, “Aku cinta padamu, sungguh inilah cinta sejatiku.” Benarkah Anda memiliki cinta sejati? Barangkali yang bisa menjawabnya adalah soal standar.

Sebagai manusia, apabila kita memiliki rasa cinta yang teramat-amat sangat dengan sesuatu, kita berani mengatakan itu sebagai cinta sejati. Padahal kita perlu ingat, bahwa sekuat dan sehebat apa pun rasa cinta kita terhadap sesuatu, kita tetaplah makhluk. Dan ada Zat yang lebih tinggi yang lebih layak mengatakan kesejatian cinta-Nya.

Bagi manusia, cinta adalah sesuatu yang akan menambah nuansa warna warni kehidupannya. Jika manusia mencintai sesuatu ciptaanTuhan, ingatlah bahwa sesuatu itu adalah milik Tuhan. Untuk dapat memiliki sesuatu itu, tentulah harus meminta pada pemiliknya, yakni Tuhan. Jika yang memiliki telah ridha, maka apapun itu akan mudah saja terjadi.

Sesuatu yang tadinya membenci namun karena pemiliknya sudah ridha, akan mudah saja jatuh cinta kepada Anda. Intinya, jika manusia mencintai sesuatu, maka mintalah kepada si pemiliknya, yakni TuhanYang Maha Kuasa.

Haru biru pedihnya persoalan cinta sebenarnya karena Anda salah meminta cinta itu kepada siapa. Kalau meminta cinta itu kepada sesuatu itu secara langsung, maka yang didapati justru rasa kecewa.

Manajemen Cinta

  1. Cinta kepada yang berhak akan menumbuhkan ketentraman dankebahagiaan. Siapakah orang-orang yang berhak untuk Anda cintai. Pertama tentu saja Zat yang telah menciptakan Anda.

    Cinta kepada Sang Maha Pecinta akan berbuah surga dan kenikmatan, meski membutuhkan pengorbanan yang menantang.
    Cinta adalah nyata memberikan konskwensi ujian pada si pecinta. Selanjutnya adalah saudara, keluarga, rekan dan kerabat yang layak untuk kita cintai.

    Cinta pada pihak-pihak ini akan menumbuhkan kebahagiaan hidup. Juga kepada makhluk Tuhan, seperti hewan, tumbuhandan alam. Semuanya membutuhkan rasa cinta, agar kedamaian dan ketentraman hidup dapat tercipta.

  2. Sebaliknya, cinta kepada yang tak berhak akan menumbuhkan kesengsaraan batin si pecinta. Sebagai contoh rasa cinta Anda yang berlebihan kepada harta, jabatan, manusia serta aneka macam yang sebenarnya menjadi milik dan ciptaan Tuhan.

    Rasa cinta seperti ini biasanya akan akan berbuah kesengsaraan jika tidak dilandasi pada rasa cinta kepada Sang Pemiliknya, yakni Tuhan.
    Rasa cinta seperti ini bersifat fana dan menipu.

    Ada sebuah buku berjudul “Luka adalah Cinta”, artinya bahwa cinta kepada Sang Pemilik memang akan terasa seperti luka, namun hakikat cinta dan kebahagiaan akan rasakan di akhirnya.

    Berbeda dengan istilah “Cinta adalah
    Luka”. Inilah barang kali yang akan dirasakan bila terlalu mencintai sesuatu tanpa turut mencintai Sang Pemiliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar