Kepandaian kaum pria dalam bujuk rayu, pujian-pujian dan perhatiannya yang dalam serta berlebihan yang dapat memabukkan kaum hawa dapat ditemukan melalui internet. Hal ini merupakan salah satu modus operandi para pria yang tidak bertanggung jawab dalam menggaet wanita melalui internet.
Kepiawaian seorang pria melantunkan kalimat demi kalimat membuat siapapun yang membaca sapaannya menjadi tergetar hatinya dan merasa tersanjung. Terlebih lagi wanita terkenal yang mempunyai sifat senang dipuji dan disanjung.
Hubungan via internet adalah suatu hubungan yang murah dan mudah didapat. Bila tingkat hubungan itu sudah dekat, sang wanita bisa terbuka sekali menceritakan hal-hal apa saja, dari masalah keluarga, orangtua, kawan dekat sampai hal yang paling pribadi sekalipun. Sementara sang pria dengan bijaksananya menjawab dan seakan-akan mendengarkan serta memahami semua permasalahan tanpa sedikitpun menyalahkan.
Gayanya bagaikan pahlawan yang melindungi serta membuat sang wanita merasa tenang dengan jawaban-jawaban yang sebetulnya sang wanita sudah mengetahui juga.
Perjumpaan demi perjumpaan melalui situs internet membuat wanita sanggup berjam-jam duduk di depan layar komputernya. Sehingga ketika kedekatan hati mulai semakin dalam, dan bibit kepercayaan pada sang pria berkembang subur, hal ini membuat sang wanita merasa nyaman dan aman.
Beberapa wanita dengan membalikkan muka pada layar surat kabar, memberikan kesaksian bahwa facebook yang menjadi hobi baru bagi mereka, kemudian membuat mereka mudah merasa dekat dengan pria yang tak dikenal.
Seiring dengan waktu, sang wanita menjadi semakin sulit menemukan pria pujaannya yang tiba-tiba menghilang dari situs facebook. Sebelum terjadi sesuatu, biasanya sang pria terlihat sibuk online tujuh kali dalam sehari. Bila dipanggil untuk online pun dengan ramah dan segera menjawab cepat.
Namun sekarang tiba-tiba sama sekali hilang, walau layar komputer dinyalakan siang dan malam. Tidak ada satupun tanda-tanda si lelaki hadir di layar tersebut untuk sekedar berbasa-basi, apalagi membicarakan masalah yg muncul yang dialami sang wanita.
Rasa ditinggalkan dan diacuhkan, perlahan membuat sang wanita merasa ketakutan dan panik, sehingga membuat mereka beralih membenci layar teknologi, dan kemudian menyalahkan dirinya sendiri, mengapa mengenal dan menggunakan teknologi di komputer.
Sebetulnya bila kita melihat lebih dalam, bahwa komputer itu sama dengan pisau, tergantung dari siapa yang menggunakannya. Bila digunakan untuk memotong sayur dan mengupas jeruk tentu saja pisau sangat bermanfaat, tapi bila untuk membunuh diri, pisau menjadi benda yang mengerikan. Begitupula dengan facebook, internet dan komputer, dikembalikan lagi kepada sang pengguna.
Bila yang menggunakan internet adalah wanita beriman yang pandai menjaga diri dan martabatnya serta tidak sembarangan mengenal dan berhubungan dengan pria yang dijumpainya di layar internet, maka penggunaan komputer dan internet adalah hal yang baik dan mendatangkan manfaat bagi umat, keluarga dan dirinya.
Komputer dan internet dapat membuat wanita menjadi pandai, karena sesungguhnya bergudang ilmu terdapat disana, namun bila wanita lebih sering menghabiskan waktunya untuk ber-facebook, maka kemudaratanlah yang akan timbul, selain daripada perjumpaan dengan pria yang tidak dikenal yang dikhawatirkan akan membawanya pada jurang kemaksiatan.
Hal ini juga membuat sang wanita lupa dengan keluarga, terlebih jika sang wanita adalah seorang istri dan ibu, maka berapa banyak waktu yang seharusnya digunakan untuk ibadah dan bermuamalah dengan keluarga, malah dihabiskan dengan facebook.
Begitupun bagi yang belum menikah, apakah tega meninggalkan orang tua termenung sendiri di kamar, sedangkan sang wanita lajang, asyik sendiri di kamar ber-facebook ria.
Kembali kepada iman, dan akhlak wanita dalam menggunakan technologi, sebagaimana seseorang menggunakan pisau. Untuk bunuh diri kah, atau untuk memotong sayur mayor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar